Skip to main content

Environmental and Fangirling Day in Seoul #Day8

Mungkin itinerary kita hari ini agak beda dari yang lain. Destinasi pertama kita adalah Seoul World Cup Stadium. Di daerah situ sepi gitu lho jadinya enak buat jalan-jalan. Kita gantian foto dan semuanya pake pose Kemal haha.. Kemal itu nama temen kami yang sering foto di depan stadion sambil mengancungkan jempolnya. Si Kemal tuh pose fotonya selalu kaya gitu, jadinya kita ikutin aja deh hahaha..

Seoul World Cup Stadium
Pose Kemal haha.. [Nono's]

Di depan Stadium itu ada rental sepeda. Tadinya kita mau nyoba, tapi tuh bingung gimana caranya. Si Justin itu nyaranin kita untuk sepedahan di daerah situ juga. Katanya viewnya bagus. Tapi karena bingung, akhirnya kita jalan kaki aja deh ke destinasi selanjutnya, yaitu Haneul Park. 

Bicycle Recycling Center di deket World Cup Stadium [Nono's]

Jadi Haneul Park ini dulunya bekas landfill. Sama kaya Dream Park di Incheon yang bekas landfill juga. Kita tuh ngerencanain ke Dream Park, tapi karena jauh akhirnya dibatalin dan diganti ke Haneul Park ini.

Pas lagi jalan ke Haneul Park tuh kita ngeliat ada direction ke Seoul Energy Dream Center. Karena pada penasaran, akhirnya kita mampir dulu ke Seoul Energy Dream Center karena lokasinya lebih dekat juga daripada Haneul Park.

Seoul Energy Dream Center. Bentuk bangunannya itu kaya kincir angin [Brica]

Setelah sampai, kita disuruh ngisi buku tamu gitu. Terus disuruh keluar lagi, soalnya lagi ada demo masak tapi sumber panasnya bukan dari api, tapi dari panas matahari! Karena gak ngerti penjelasan yang pake bahasa Korea, akhirnya kita memutuskan untuk masuk aja deh haha..

Alat yang dipake untuk masak dengan panas matahari [Nono's]

Jadi, Seoul Energy Dream Center ini itu semacam museum IPTEK yang berfokus terhadap penggunaan energy. Jadi ada banyak alat peraga yang berkaitan dengan energi. Energy Dream Center ini juga merupakan bangunan fasilitas umum pertama di Korea Selatan dengan zero energy! Bangunannya menggunakan energi yang dihasilkan untuk bangunan itu sendiri. Bangunannya hangat saat cuaca dingin, dan dingin saat cuaca panas. Pokoknya keren banget lah! Jadi inspirasi tersendiri untuk bikin bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi buat rumah gw nanti hahaha.. makanya setiap penjelasannya gw foto hahaha..

Nyobain alat peraga sama Anita [Nono's]
Seoul Energy Dream Center mini yang menunjukkan sistem kerja bangunan itu sendiri

Setelah mencoba segala macam alat peraga dan keliling setiap sudut Energy Dream Center, kita pun lanjut ke Haneul Park. Kita tuh nanya directions ke Bapak-bapak sama Ibu-ibu yang lagi masak di Energy Dream Center. Sepertinya mereka tuh gak tau arah ke sana, tapi tetep nganterin kita sampe ke arah Haneul Park gitu. Trus pas sebelum pergi, kita disuruh ngambil pizza yang lagi mereka masak. Gw agak ragu sih, tapi karena gak tau bahan yang dipake jadinya lillahi ta’ala aja deh. Setelah ngasih tau arah ke Haneul Park dan berterima kasih sama Ibu-ibu yang nganterin kita, Ibunya pamit balik lagi ke Energy Dream Center.

Haneul park itu keliatan kaya bukit gitu lho, dan jadi lokasi yang paling tinggi di sekitar situ. Tadinya gw pengen banget naik ke atas, tapi kita bertiga udah lelah lagi akhirnya cuma foto di depannya aja.

Haneul Parknya udah keliatan

Jadi World Cup Park yang terdiri dari Pyeonghwa Park, Haneul Park, Noeul Park dan Nanjicheon Park itu pada tahun 1978 itu dijadiin landfill site dan selama 15 tahun jadi tumpukan sampah terbesar yang terdiri dari 150 juta ton sampah dan tumpukan sampah tersebut mencapai 90 mdpl. Landfill berhenti beroperasi tahun 1993 dan mulai distabilisasi tahun 1996 serta dimulai proyek untuk renovasi lingkungan. Tahun 2000 mulai dibangun taman dan tahun 2002 diputuskan untuk dibangun Seoul World Cup Stadium di sekitar situ. Luar biasa!!

World Cup Park Information Board

Setelah foto-foto di Haneul Park, kita pun balik lagi ke subway station. Dari situ kita lanjut ke daerah Gangnam, mau fangirlingan hahaha..

Foto di depan Haneul Park

Kita turun di Apgujeong Rodeo Station, dan dari situ jalan ke JYP entertainment. Daerah gangnam itu feelnya beda yaa.. Mobil yang lewat juga mobil-mobil eropa gitu, padahal biasanya yang banyak lewat itu mobil buatan Korea seperti Hyundai dan Kia. Toko yang di pinggir jalannya juga brand mahal gitu. Gw jadi paham kalo Gangnam itu emang daerah elit. Macam Kemang kali ya kalo di Jakarta.

Pedestrian di Gangnam

Setelah menyusuri pedestrian yang lumayan lama, akhirnya kita sampe juga di JYP Entertainment. Dan di situ ada banyak cewek-cewek yang nongkrong di Dunkin Donutnya gitu. Ngarep bisa ngeliat artis. Di sini kita ketemu orang Indonesia juga. Si Kakaknya cuma sendirian soalnya temennya yang lain gak suka KPOP. Akhirnya kita bantuin fotoin Kakaknya deh haha.. Gak lupa kita juga foto di situ. Nono excited banget nih di sini. Dia lagi ngefans sama Twice soalnya.

di depan JYP Entertainment [Nono's]

Di deket JYP ini harusnya Cube Entertainment. Tapi ternyata udah pindah tempat gitu deh. Akhirnya kita jalan balik lagi ke Station. Tapi si Nono penasaran sama patung Teddy Bear yang ngewakilin tiap Idol gitu. Si Kakaknya ngasih info kalo patung Teddy Bear itu adanya di deket Gangnam Station. Akhirnya kita memutuskan jalan ke arah Gangnam Station dan voila ketemu semua patung teddy bearnya! Tapi gw sebel karena gak ada Teen Top hiiks..

Urutan foto berdasarkan yang mana yang ketemu duluan. Dari Kanan atas ke Kiri bawah:
Block B - KARA - Infinite - VIXX - B1A4 - BTS
AOA - Girls Generation - EXO - TVXQ - CN Blue - Miss A
SHINee - FT Island - 2 PM - Super Junior - 4 Minutes - Gangnam Doll

Setelah dari Gangnam, kita janjian lagi sama Adyt dan mau ke Myeongdong lagi. Kali ini fokus untuk beli oleh-oleh dan beli titipan. Thanks God, gak banyak yang nitip kosmetik ke gw jadi gw yang paling sedikit deh belanjanya. Hari ini Nono jadi sosialita karena dia belanjaannya banyak banget! Mainly karena titipan sih haha..

Street food pisang goreng yang kita cobain [Nono's]

Nono yang belanja paling banyak [Nono's]

Makan malam kali ini kita di Halal Restaurant rekomendasi Kak Ayu CS. Harganya emang lebih mahal daripada makan di restaurant biasa sih. Jadinya kita patungan deh buat makannya. Menu kita malam itu adalah bulgogi dan samgyetang! Pas lagi makan tuh si Adyt diajak ngobrol mulu sama Ibu pemilik restaurantnya haha.. Soalnya pas awal-awal tuh Adyt nanya2 gitu, eh jadi keterusan ngobrol deh haha.. Oh ya sebagian besar pengunjungnya itu dari Indonesia dan Malaysia.

Habis itu kita pulang deh. Di subway station kita pamitan sama Adyt. Soalnya besok-besok udah gak bisa ketemu lagi. Makasih ya Adyt udah nemenin kita jalan-jalan dan belanja selama di Seoul. Ditraktir makan pula. Semoga nanti kita bisa main lagi ya ke Seoul :)

Wefie sebelum berpisah sama Adyt [Nono's]


Begitu sampai di guesthouse, seperti biasa gw catat-mencatat semua pengeluaran gw. Hari itu gw gak jajan terlalu banyak sih. Cuma beli body lotion Innisfree buy 1 get 1, masker 10+10 Innisfree dan Missha buat oleh-oleh, kaos kaki @ 1000 won, mascara Nature Republic dan eyeliner Tony Moly buat kondangan, stock lip care the face shop, lip tint Tony Moly karena penasaran pengen coba ama gelang. Sebenernya tuh masih ada belanjaan lain kaya magnet kulkas dan sumpit yang lupa sekalian difoto haha..

Belanjaan gw hari ini

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

Goes to Jeju Island #Day3

Pagi itu kita semua baru bangun jam 8. Mungkin efek dari kurang tidur di Malaysia, waktu penerbangan yang lama, dan nyasar menuju N Seoul Tower. Padahal schedule hari itu kita berangkat jam 7 dan jalan-jalan ke daerah Gwanghwamun dan Chenggyecheon Stream. Namun apa ada, kenyataan berkata lain. Akhirnya kita baru rapih sekitar jam 10. Langsung turun ke area dapur untuk sarapan dan check out . Pagi itu sarapannya roti bakar sama Pop Mie! Anita nemu Pop Mie di rak dapur, langsung aja diambil dan dimakan bareng-bareng. Sarapan Pop Mie! [Nono's]   Selesai sarapan, kita check-out dan nitip koper dulu soalnya mau jalan-jalan dulu di sekitar situ. Gw ngusulin untuk ke Stasiun Seoul yang lama dan akhirnya kita jalan ke situ. Sayangnya cuaca lagi kurang bersahabat. Hujan dan angin yang lumayan kencang dan dingin. Sempet nyasar lagi sedikit, tapi akhirnya berhasil juga menemukan Stasiun Seoul lama. 

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor