Skip to main content

Adventure in Seoul, Begin! #Day6

Setiap jam 7 pagi, Kani udah nyiapin sarapan untuk kita. Sarapannya western style gitu deh. Jadi ada roti, selai strawberry, butter, kue lainnya dan orange juice. Padahal mah biasanya kalo belum ketemu nasi itu belum bisa disebut makan, tapi mungkin karena porsi sarapan gw emang biasanya gak banyak, jadinya makan segitu aja udah kenyang. Abis itu langsung ritual deh ke kamar mandi haha..

Sarapan di ruang makan! Suka banget sama layoutnya yang compact! Kamar kita ada di pintu sebelah [Nono's]

Kita udah rapih nih jam 8an. Ngisi air di ruang kumpul sekalian nunggu Justin. Ternyata dia belum siap jadinya minta 10 menit buat siap-siap. Ternyata lagi, menu sarapan di ruang kumpul yang untuk penghuni dormitory itu beda-beda tiap hari. Rada ngiri sih, tapi gak yakin deh itu gak ada daging babinya. Jadi yaudahlah haha..

Pas lagi nunggu Justin ini, gw sempet ngobrol sama Shinyaa (kalo gak salah). Dia dari Jepang dan katanya sih lagi kuliah di Seoul. Tiba-tiba tuh dia nawarin tukeran uang gitu deh. Jadi dia mau nuker Dollar Hongkong dia sama Rupiah. Dia ngasih $10 Hongkong. Trus gw bingung mesti ngasih berapa, karena gak tau ratenya Dollar Hongkong. Dia bilang uang kecil aja. Akhirnya gw kasih Rp. 10.000,-. Trus dia shock katanya itu nilainya gede banget. Gw sih ketawa aja sambil bilang kalo nominalnya Rupiah itu emang besar. Tapi itu nilainya kecil dan bisa dipake kalo dia datang ke Indonesia.

Pas lagi ngobrol ini, Kani ngasih tau katanya ada ribuan turis dari Tiongkok yang mau datang ke Nami Island sama Banpo Bridge Rainbow Fountain. Trus cuacanya sepanjang hari hujan terus. Jadinya sempat galau di awal mau lanjutin sesuai itinerary atau diganti. Akhirnya setelah galau, udah nekad aja deh ngikutin itinerary. Soalnya kan Nami Island itu jauh, mending sekalian duluan aja biar besok-besok mainnya gak terlalu jauh.

Setelah Justin siap, kita berempat pun pamit dan berangkat. Kita naik yang all stop train gitu, bukan ITX, jadinya waktu perjalanannya lebih lama. Mungkin sekitar satu setengah jam kali ya. Tapi ongkosnya jauh lebih murah cuy hahaha..

Selama perjalanan gw ngobrol macem-macem ama Justin. Jadi dia itu ceritanya traveling untuk ngisi waktu kosong sebelum mulai kerja awal Juli ini. Kita juga tukeran ID Instagram biar bisa follow-followan. Ternyata foto-fotonya dia keren-keren banget. Apalah gw yang masih amat amatiran ini. Trus dia itu udah menjelajah Eropa gitu. Habis dari Seoul ini dia lanjut ke Jepang. Setelah dari Jepang, pulang ke Singapore dan gak lama kemudian travelling Asean. Iiih asyiik beud..

Akhirnya kita pun sampai di Gapyeong Station. Saat itu juga ada banyak turis yang mau ke Nami Island. Jadi gak takut nyasar. Tadinya mau foto di depan Gapyeong station dulu, tapi karena Gapyeong Tourist Bus udah ngantri di halte akhirnya wefie dibatalkan dan buru-buru naik bus. Harga tiketnya itu 6.000 won. Tapi bisa dipake seharian.

Setelah naik bus yang rutenya lumayan naik turun dan berkelok-kelok, akhirnya kita pun sampai di Nami Island. Gw ngantri beli tiket abis itu langsung naik ferry-nya deh. Kita buru-buru masuk ke bagian dalam ferry karena di luar itu anginnya dingin dan gerimis mengundang. Trus kenalan sama dua cewek Indonesia juga di situ.

Ngantri naik ferry [Nono's]

Begitu sampai Nami Island, foto-foto lah kita. Tapi kurang gimana gitu karena ada terlalu banyak orang. Barisan pohon pinusnya sih emang bagus banget dan kesannya peaceful. Susah foto dengan background yang kosong gak ada orangnya, karena ada banyak turis di sejauh mata memandang. Kondisi jalan juga agak becek dan ada beberapa genangan di sepanjang jalan. Setelah jalan lumayan panjang, akhirnya ketemu juga sama patungnya Winter Sonata. Susah banget mau foto di situ, karena antriannya ada mulu.

Banyak couple

Berhasil wefie di tempat sepi [Nono's]

Bagus banget deretan pohonnya! 

Wefie with our new friend, Justin [Nono's]

Nono jadi orang ketiga ckckck.. 

Abis foto di Winter Sonata, kita bertiga mau balik lagi dan lanjut ke Petite France. Tapi si Justin bilang mau stay lebih lama di situ untuk hunting foto. Jadinya janjian ketemu lagi di Petite France. Setelah nyebrang pake ferry, karena kita bertiga lelah dan lapar akhirnya mampir makan siang dulu di C&U. Pas nunggu bus, eh ketemu Justin. Akhirnya kita bareng lagi deh ke Petite France. Ini nunggu busnya agak lama nih. KZL.

Jadi Anita udah ngeprint discount voucher entrance fee-nya Petite France. Tapi pada lupa bawa termasuk gw. Karena gw bawa map dokumen lengkap, dan ternyata ada print vouchernya akhirnya gw cuma gw aja yang dapat discount.

Di sini juga rame nih. Banyak banget orang! Terus kita keliling-keliling dan wondering sebenernya Petite France itu tempat apaan sih. Ternyata Petite France itu semacam kumpulan art museum gitu, dan kita baru ngeh pas udah mau pulang. Kita gak lama di Petite France. Oh ya Petite France ini juga lokasi shooting drama You Who Came From The Star. Pas keluar baru deh kita foto di depan pintu masuknya.

Petite France was full of people!

Nono mencoba memahami karya seni [Nono's]

Alhamdulillah pas mau balik ke Gapyeong Station, busnya gak terlalu lama datengnya dan kita dapat duduk. Akhirnya pas sampe di Gapyeong Station, kita wefie dulu deh, karena sebelumnya kan gak jadi haha..

Wefie di depan Gapyeong Station [Nono's]

Kita bertiga pisah sama Justin satu stasiun sebelum transit. Dia mau ketemu temennya katanya. Kita bertiga lanjut ke tujuan selanjutnya yaitu Banpo Bridge Rainbow Fountain. Jadi mulainya kan jam 8 ya. Kita tuh udah nungguin di pinggir sungai dan kedinginan. Kok ini gak mulai-mulai pertunjukannya. Akhirnya menyerah sama dingin dan masuk ke Gureum Cafe yang ada di sebelah Han River persis.

Banpo Bridge. Harusnya ada pertunjukannya hiks..

Pas masuk ke cafe kita masing-masing pesen minuman hangat dan nanya kapan mulai pertunjukannya. Ternyata eh ternyata, udah dua hari ini pertunjukannya itu gak ada. Zzzzz.. sedih banget jadi semacam sia-sia gitu deh. Pas udah gitu si Nono cerita katanya si Banpo Bridge ini sering jadi lokasi bunuh diri gitu. Pantes aja kaya ada kapal patroli gitu di sekitar jembatan.

Hot chocolate-nya Nono [Nono's]

Setelah minuman habis dan siap untuk melawan dingin lagi, kita pun pergi dari cafe dan pulang. Mampir foto dulu bentar di deket jembatan baru jalan ke stasiun. Tapi tuh jalanan menuju ke stasiunnya itu agak sepi gitu. Jadinya agak parno. Tapi alhamdulillah sih aman sampe stasiun.

Kekeuh foto padahal mah gelap haha.. [Nono's]

Alhamdulillah perjalanan lancar sampai ke guesthouse. Baru setelah itu istirahat deh kita.

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

Goes to Jeju Island #Day3

Pagi itu kita semua baru bangun jam 8. Mungkin efek dari kurang tidur di Malaysia, waktu penerbangan yang lama, dan nyasar menuju N Seoul Tower. Padahal schedule hari itu kita berangkat jam 7 dan jalan-jalan ke daerah Gwanghwamun dan Chenggyecheon Stream. Namun apa ada, kenyataan berkata lain. Akhirnya kita baru rapih sekitar jam 10. Langsung turun ke area dapur untuk sarapan dan check out . Pagi itu sarapannya roti bakar sama Pop Mie! Anita nemu Pop Mie di rak dapur, langsung aja diambil dan dimakan bareng-bareng. Sarapan Pop Mie! [Nono's]   Selesai sarapan, kita check-out dan nitip koper dulu soalnya mau jalan-jalan dulu di sekitar situ. Gw ngusulin untuk ke Stasiun Seoul yang lama dan akhirnya kita jalan ke situ. Sayangnya cuaca lagi kurang bersahabat. Hujan dan angin yang lumayan kencang dan dingin. Sempet nyasar lagi sedikit, tapi akhirnya berhasil juga menemukan Stasiun Seoul lama. 

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor