Skip to main content

Puisi “Dalam Diriku” oleh Sapardi Djoko Damono

Beberapa minggu ini, gw lagi suka mewarnai, bahkan sampai beli pensil warna dan spidol 24 warna untuk itu. Objek mewarnai gw itu Coloring Book for Adult “Hujan Bulan Juni”-nya Sapardi Djoko Damono.


Hujan Bulan Juni Coloring Book for Adult
Hujan Bulan Juni Coloring Book for Adult


Sedikit cerita, gw beli buku ini di Januari 2017. Jadi saat itu gw lagi keliling Gramedia untuk cari kado untuk Icu dan Omah. Tiba-tiba mata gw terpaku sama buku ini. Buku puisi tapi juga buku mewarnai. Gw suka puisi dan saat itu gw lagi tertarik dengan mewarnai. Jadi buku ini pas banget sama preferensi gw. Gw pun pikir ini bisa jadi kado yang cocok untuk Icu dan Omah. Akhirnya gw beli buku ini 3 dan juga 3 set pensil warna sebagai bonus.

Long short story, gw biasanya buka buku ini kalau lagi ingin refreshing dan belum banyak halaman yang diwarnai penuh. Gw yang gak punya sense of art ini merasa gak puas sama halaman-halaman yang udah gw warnai. Selain itu ada beberapa halaman yang gw warnai pake spidol dan warnanya tembus sampai ke halaman selanjutnya. Oleh karena itu gw memutuskan untuk beli pensil warna dan spidol 24 warna, juga belajar mewarnai dari Youtube.

Gambar di puisi “Dalam Diriku” ini merupakan gambar pertama yang gw warnai dengan serius dan hati-hati.


Ilustrasi Puisi "Dalam Diriku"
Ilustrasi Puisi "Dalam Diriku"


“dalam diriku mengalir sungai panjang,

darah namanya;

dalam diriku menggenang telaga darah,

sukma namanya;

dalam diriku meriak gelombang sukma,

hidup namanya!

dan karena hidup itu indah,

aku menangis sepuas-puasnya.”

 

Ilustrasi Puisi "Dalam Diriku" Part 1
Ilustrasi Puisi "Dalam Diriku" Part 1

Ilustrasi Puisi "Dalam Diriku" Part 2
Ilustrasi Puisi "Dalam Diriku" Part 2

Puisinya singkat tapi maknanya cukup dalam. Honestly, gw perlu berkali-kali baca puisi ini untuk bisa mulai memahami apa yang ingin disampaikan. Menurut gw intinya ada di dua baris terakhir.

“dan karena hidup itu indah,

aku menangis sepuas-puasnya.”

Menangis merupakan salah satu cara manusia meluapkan emosinya. Konteks “menangis” yang gw rasakan di sini lebih karena kesedihan atau kesulitan yang dihadapi. Si “aku” menangis sepuas-puasnya untuk melepaskan semua kesedihannya dan karena itu dia bisa kembali menjalani kehidupannya. Hidup ini indah, oleh karena itu sebaiknya tidak terlalu berfokus pada kesedihan atau kegagalan yang kita alami. Di sekeliling kita banyak hal kecil yang bisa membuat kita bahagia dan membuat kita sadar bahwa hidup itu indah dan harus disyukuri. Well, ini interpretasi sotoy gw sih hahaha…

Ilustrasi tersebut dibuat oleh Saut Irianto Manik, seorang profesional di bidang komunikasi dan visual art. Bagus ya gambarnya! Gw rasa ilustrasi tersebut juga menyiratkan apa yang ingin disampaikan oleh puisinya. Silahkan interpretasikan ilustrasinya sendiri hehehe...

Meskipun gw masih awam dan hasilnya gak terlalu rapi, tapi gw merasa udah mewarnai gambar tersebut dengan cukup baik. What do you think?

Thanks for reading and see you on the next post!

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...