Skip to main content

Surat Al-Baqarah Ayat 141 (QS. Al-Baqarah [2]:141)


Surat Al-Baqarah Ayat 141 merupakan salah satu ayat favorit gue. Letak ayat ini ada di akhir Juz 1, sehingga mudah untuk diingat lokasinya. Berikut adalah isi ayat tersebut:

QS. Al-Baqarah [2]:141
sumber: Muslim Pro

Terjemahan QS. Al-Baqarah [2]:141
sumber: Muslim Pro

Berdasarkan informasi dari risalahmuslim.id, ayat ini berkaitan dengan keadilan Allah dalam menghakimi, maksiat dan dosa serta menanggung dosa orang lain. Berdasarkan tafsir oleh Kementerian Agama RI, ayat ini menjelaskan bentuk tanggung jawab setiap orang. Setiap orang bertanggung jawab kepada Allah terhadap apa yang mereka lakukan. Allah tidak memikulkan dosa seseorang kepada orang lain.

Personally, hikmah yang gue ambil dari ayat ini sedikit berbeda dari tafsir tersebut. Gue memaknainya lebih secara harfiah bahwa mereka mendapatkan apa yang telah mereka usahakan dan gue mendapatkan apa yang telah gue usahakan.

Satu contoh sederhana. Teman gue bekerja di perusahaan migas nasional dan penghasilannya besar. Dalam satu tahun, dia bisa beberapa kali liburan ke luar negeri. Jujur, gue merasa sedikit iri karena dia sering jalan-jalan ke luar negeri.

Suatu hari ada open recruitment di perusahaan tersebut, gue mencoba untuk daftar dan ada beberapa persyaratan yang harus gue lengkapi. Tapi entah kenapa, gue antara niat dan nggak niat ngelanjutin pendaftaran tersebut. Sampai akhirnya waktu pendaftaran selesai dan gue masih belum nyelesein pendaftaran tersebut.

Saat itu tiba-tiba gue kepikiran ayat ini. Wajar aja teman gue bisa punya penghasilan besar dan bisa sering jalan-jalan ke luar negeri karena dia memang berusaha untuk mendapatkan semua itu. Sementara gue, usaha pun nggak. Jadi wajar aja kalau gue belum bisa seperti teman gue.

Memaknai ayat ini bisa membantu gue untuk nggak mudah iri sama kondisi teman gue. Dia mendapatkan apa yang dia usahakan dan gue mendapatkan apa yang gue usahakan. Bukankah semakin gemerlapnya hidup seseorang beriringan dengan semakin keras usahanya?!

Jadi besok-besok kalau lihat kondisi teman kita berada jauh di atas kita, cukup bilang pada diri sendiri bahwa dia mendapatkan apa yang dia usahakan. Sehingga kita nggak iri sama kondisinya. Jangan lupa juga untuk bersyukur! Siapa tau ada teman kita yang lain justru iri dengan kondisi kita :)

Be grateful for what you have and stop complaining – it bores everybody else, does you no good, and doesn’t solve any problems. 
-Zig Ziglar-

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...