Skip to main content

Hambatan Dalam Kepemimpinan

Sering menyalahkan situasi
Seorang koruptor yang dihadapkan ke pengadilan mengatakan bahwa ia sebenarnya korban situasi. Sebenarnya ia bukan korban situasi, namun ia melarutkan diri dalam situasi dan menggunakan situasi sebagai alasan untuk berbuat jahat. Situasi melahirkan pemimpin yang cocok untuk zamannya. Sejarah telah membuktikan kebenarannya. Kebanyakan panglima perang menunjukkan wibawanya pada masa peperangan tetapi tidak cocok memimpin kelompoknya pada masa damai dan tenteram. Pemimpin yang dapat melihat situasi yang dihadapi dan cerdas menanggapinya, mampu memberikan perintah pada saat yang tepat dan mengambil inisiatif. Pemimpin seperti ini tidak perlu menjadi ahli di bidangnya tetapi memahami pengetahuan umum di bidang itu. Di samping itu anda tentu saja harus memiliki kemampuan teknis dan profesional agar anda berwibawa dalam mengatur roda kepemimpinan serta mengambil keputusan yang komunikatif dan meyakinkan.

Tidak berhasil memotivasi mereka
Kebolehan seorang pemimpin bergantung kepada kemampuannya menggerakkan orang yang dipimpinnya ke arah yang diinginkan. Kesadaran individu dan kelompok bahwa mereka bekerja untuk diri mereka sendiri harus dibangkitkan. Apabila mereka dapat bekerja sama membina dan mengembangkan diri, maka kesejahteraan mereka pun tercapai. Kalau pemimpin tidak berhasil memotivasi mereka, gagallah semuanya.

Menghindari tanggung jawab
Mencari kambing hitam tidak sulit, tetapi hanya orang yang tidak menyikai risiko sajalah yang lari dari tanggung jawab. Seorang pemimpin yang ingin meraih sukses haruslah berani menanggung resiko apapun, Ia harus menyadari bahwa kegagalan kelompok yang dipimpinnya ialah kegagalannya, sukses mereka ialah suksesnya dan mengetahui bahwa langkah menuju sukses ialah kegagalan itu sendiri. Melemparkan tanggung jawab kepada orang lain karena mengalami kegagalan berarti merusak wibawa selaku pemimpin. Pemimpin jangan lupa bahwa kelompok manusia yang dipimpinnya mempunyai penilaian sendiri terhadapnya dan mereka pun mempunyai hak bersuara dan memilih pemimpin yang cocok dan penuh tanggung jawab.

Tidak memberi teladan yang baik
Ada pemimpin massa yang berkata: "Saudara-saudara, dengarkan dan lakukanlah apa yang saya katakan, jangan lihat apa yang saya lakukan". Kemudian ia tertangkap karena menyelundupkan bahan pakaian dan dihadapkan ke pengadilan. Ia beranggapan bahwa perkataannya tiada hubungan dengan perbuatannya. Ia tidak bertanggung jawab atas perkataannya. Ini kata-kata yang bersayap. Tetapi ada jangan lupa bahwa perbuatan lebih nyaring bunyinya daripada perkataan yang diucapkan dengan nyaring. Ada pemimpin yang tidak pandai berbicara dan berdebat dengan massa atau kelompok yang dipimpinnya tetapi berhasil berkomunikasi melalui teladan yang diberikannya. "Sedikit berbicara banyak kerja", itulah semboyannya. Komunikasi dapat dilakukan bukan hanya dengan kata-kata. Pemimpin yang bekerja dengan giat dan teliti akan memberikan teladan yang baik dan membangkitkan semangat orang lain untuk berbuat yang sama.

Sibuk dengan kegagalan kecil
Pemimpin yang mencurahkan perhatian pada kegagalan-kegagalan kecil akan kehilangan waktu untuk merencanakan program yang besar dan bermanfaat. Memusatkan perhatian pada sukses yang kecil dan mengembangkannya menjadi sukses yang lebih besar akan jauh lebih berguna. Kebanyakan perusahaan atau organisasi melaksanakan penghematan dalam soal-soal kecil tetapi lupa mengurangi pemborosan yang lebih besar. Bagian-bagian yang berhasil -sekalipun tidak mencapai tingkat 40%- haruslah diperhatikan dan dikembangkan dengan seksama, kepadanyalah perhatian dipusatkan.

Tidak memikirkan sumbangan yang dapat anda berikan
Apakah fungsi sebuah organisasi atau perusahaan? Apakah organisasi itu untuk anggotanya atau anggotanya untuk organisasi? Pemimpin yang baik akan selalu mempertanyakan kepada dirinya sendiri apakah yang telah disumbangkannya untuk organisasi yang berkaitan dengan gaji yang diperolehnya dari organisasi itu. Setiap anggota organisasi termasuk para pemimpinnya, harus menyumbangkan sesuatu untuk organisasi dan organisasi memberi sumbangan kepada tujuan organisasi itu sendiri secara keseluruhan. Jika anda bekerja hanya untuk gaji ada, maka anda kurang memperhatikan apa yang dapat diberikan secara keseluruhan.

Bekerja terburu-buru
Pemimpin yang kreatif akan menggunakan waktunya untuk memikirkan strategi yang mantap setelah perencanaan dilakukan dengan mantap. Orang yang bekerja keras sering beranggapan bahwa segala sesuatu akan menjadi baik bila dikerjakan dengan cepat. Mereka tidak siap menghadapi kekeliruan dan kesalahan yang mungkin terjadi karena ketergesaan. Justru itulah yang mengakibatkan keterlambatan, biaya yang besar terpaksa dikeluarkan utnuk melakukan perbaikan.

Sumber: 365 Hambatan Menuju Sukses. Wilson Nadeak. 1991

Comments

  1. Jangan lupa pemimpin juga ga boleh sampe tidak memperhatikan orang-orang yang bekerja di bawahnya.. They need leader's love...

    rudy-herliansyah.blogspot.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...