Skip to main content

Last Day in Jeju Island #Day5

Selesai sarapan di restoran Olleh Hotel, kita bertiga check-out dari hotel dan nitipin koper di resepsionis karena kita masih mau jalan-jalan di Jeju. Setelah keluar hotel, kita bingung apa mau nunggu di halte dekat hotel atau jalan ke terminal. Tapi karena gak tau bisnya lewat atau gak, akhirnya kita jalan lagi ke Terminal. Sebelum sampai terminal, kita mampir dulu ke minimart untuk beli onigiri buat bekal makan siang.

Pemandangan dari jendela kamar

Pas nyampe di terminal, ternyata bis yang mau kita naikin itu baru aja berangkat. Trus ada Ahjussi gitu yang ngeliat kita kebingungan, terus nanya kita mau ke mana. Kita bilang kita mau ke Jungmun Complex dan kita langsung disuruh ngikutin dia. Ahjussi itu ternyata ngasih tau nomor bis lain yang juga menuju Jungmun Complex. Kamsahamnida Ahjussi! Gak lama duduk, bisnya pun berangkat.

Bus di Jeju Intercity Terminal [Nono's]

Wefie di depan bus yang bakal kita naikin [Nono's]

Lagi-lagi gw ketiduran di dalam bis dan tau-tau udah mau sampe halte Jungmun Complex aja. Kira-kira waktu tempuhnya sekitar 45 menit dan lewatin rute yang beda sama kemaren. Untunglah kita jalan ke Terminal.

Karena kita gak tau arah ke Cheonjeyeon Falls, akhirnya kita mampir dulu deh ke Tourist Information Center yang ada di deket situ. Gak cuma nanya rute ke Cheonjeyeon Falls, kita juga nanya rute ke O’Sulloc dan rute dari O’Sulloc ke Jeju City. Soalnya hari ini waktunya terbatas, dan sorenya harus udah terbang lagi ke Seoul.

Setelah dari information Center, kita langsung jalan ke Cheonjeyeon Falls. Waktu tempuhnya sekitar 10 menit dan saat itu biaya tiket masuknya gratis! Mungkin karena lagi long weekend kali ya. Yaah kita mah alhamdulillah aja deh, lumayan hemat berapa ribu won hehehe..

Di Cheonjeyeon Falls ini ada tiga lokasi yang bisa didatangi. Kita cuma ngunjungin yang pertama sama yang kedua karena itu aja udah lelah hahaha.. Lokasi pertama di Cheonjeyeon waterfall itu sumpah bagus banget! Bawaannya pengen langsung nyebur ke situ, tapi dilarang berenang. Kalau misal lagi hujan deres, si Cheonjeyeon ini kayanya ditutup deh. Soalnya ada papan gitu yang isinya bilang bahaya kalo lagi hujan deras.

Lokasi pertama Cheonjeyeon Falls. Siapa yang gak mau nyebur coba? [Anita's]

Di lokasi kedua baru keliatan deh waterfallnya.. Kalo menurut gw sih biasa aja, lebih bagus yang pertama. Tapi di sini tuh semua infrastrukturnya bersih dan dirawat gitu lho. Gak ada tulisan alay “someone was here” gitu. Jadinya rapih banget! Udah gitu, di lokasi kedua ini ada semacam viewing deck untuk ngeliat air terjunnya dan dibuat agar bisa mendukung kealamian lingkungan di sekitar situ juga. Iih.. respect lah pokoknya.

Lokasi kedua di Cheonjeyeon Falls

Wefie di depan Cheonjeyeon Waterfalls Lokasi kedua [Nono's]

Dari Cheonjeyeon Falls, kita jalan melewati Seonimgyo Bridge. Ini jembatannya tinggi banget sih sebenernya dan disisinya itu ada ukirannya gitu. Nono gak berani ngeliat ke bawah dari jembatan karena serem dan tinggi banget.

Seonimgyo Bridge [Nono's]

Wefie di Seonimgyo Bridge [Nono's]

Setelah turun dari jembatan itu, kita ngelewatin Fountain of Five Blessings. Semacam kolam kecil gitu, tapi ada patung lima hewan yang berbeda gitu. Jadi kalo berdasarkan penjelasan yang ada di sekitar kolam sih katanya air mancur ini simbol dari 5 blessngs yaitu longetivity (tortoise), wealth (boar), honor (dragon), love (mandarin duck) dan sons (carp). Di tengah kelima patung itu ada semacam kantong gitu. Jadi kita berdiri di depan blessing yang kita inginkan, trus lempar koin ke kantongnya. Kalo koinnya masuk kantong, katanya bakal terwujud gitu. Gw coba untuk yang wealth tapi gak masuk ke kantongnya haha.. Oh ya koinnya ini akan dikumpulkan dan digunakan untuk orang yang kurang mampu gitu.

Fountain of Five Blessings

Habis dari fountain kita lanjutin jalan dan nemu Yeomiji Botanic Garden. Tapi kita gak masuk sih cuma foto aja di luarnya hahaha.. Oh ya di Jungmun Complex ini ada banyak tourist attractions gitu, contohnya Yeomiji Botanic Garden, Teddy Bear Museum, Chocolate Land, Alive Museum, Ripley’s Believe it or Not Museum dan PLAY KPOP. Jadi lokasi ini cocok banget dikunjungin untuk kalian yang punya waktu sempit tapi mau keliling ke banyak tempat. Soalnya lokasi antar museumnya itu sebelahan dan depan-depanan gitu. Jadinya bisa hemat waktu di jalan dan  bisa datang ke banyak attractions.

Foto di pintu masuknya aja haha.. [Anita's]


Setelah galau-galau, akhirnya kita memutuskan untuk masuk ke PLAY KPOP. Soalnya entrance fee-nya agak mahal gitu 15.000 won, tapi penasaran banget jadilah kita masuk. PLAY KPOP ini kayanya punyanya YG deh, soalnya di dalamnya itu isinya YG semua! Kalo menurut gw seru banget sih ini museum. Bahkan ada satu tempat yang dimana ceritanya kita lagi kencan sama artis YG gitu, meskipun virtual, tapi kesannya kaya nyata gitu. Nah di tiket masuk kita itu bisa disave berbagai foto yang kita ambil, tapi kalo mau diambil, mesti bayar agak mahal gitu. Jadinya gak deh.

Tiket masuk PLAY KPOP [Nono's]

Ceritanya lagi mau difoto sama GD Virtual [Anita's]

Oh ya di PLAY KPOP juga ada 360 degrees rotating real 3D animation video. Jadi kaya bioskop gitu, tapi layarnya 360 derajat dan kita juga pake kacamata 3D. Cerita yang diputar itu tentang Psy gitu. Keren banget teknologinya. 3D-nya seems so real! Karena kursinya bisa muter gitu, jadinya kita juga bisa ngikutin si PSY ini. Meskipun agak pusing sih karena muter-muter nyariin si PSY-nya lagi ada di mana. Tapi keren banget! Worth to try!

Jadi MC baru hihihi.. [Anita's]

Difotoin sama Eonni-Eonni PLAY KPOP yang ramah [Nono's]

Habis dari PLAY KPOP, kita duduk dulu di kursi taman yang ada di trotoar gitu buat makan siang. Setelah makan siang, kita langsung jalan ke Teddy Bear Museum. Di depan museum itu ada boneka teddy bear yang gede banget! Tapi mau foto di situ juga kudu ngantri ama turis lain. Habis beli tiket, gw langsung jalan ke loker dan naro tas di situ. Pegel euy bawa ransel kemana-mana, udah gitu bawaannya kan banyak juga. Jadi lumayan lah ada loker buat nitipin tas.

Teddy Bear Museum [Anita's]

Di dalam museum ini dipajang diorama tentang kejadian di dunia, tapi manusianya diganti jadi teddy bear gitu. Ada teddy bear yang di Princess Hours, dan beberapa teddy bear yang human size gitu. Lucu sih, tapi kalo menurut gw kurang worth it dengan entrance fee yang lumayan mahal. Tapi kalo lo adalah big fan of teddy bear, mungkin lain lagi pendapatnya.

Teddy Bear Princess Hours [Nono's]

Hugging the human size teddy bear [Nono's]

Setelah Teddy Bear Museum itu kita lanjut ke O’sulloc. Tapi karena kalo naik bis harus ganti beberapa kali dan terbatasnya waktu, akhirnya kita memutuskan untuk naik taksi. Biayanya sekitar 15.000 won kalo gak salah.

Di O’sulloc ini rame banget sama turis dari Tiongkok. Kita juga gak masuk ke dalam sih, cuma foto aja dari luar. Di sebelah O’sulloc itu ada Innisfree House. Setelah foto dari O’sulloc, kita jalan ke Innisfree House dan bingung itu sebenernya tempat apa. Jadi ceritanya kita bertiga belum ngeh kalo innisfree itu merek kosmetik yang menggunakan banyak bahan khas Jeju gitu, dan ternyata juga satu grup sama O’sulloc. Habis dari Innisfree House, kita jalan ke kebun teh yang ada di seberang jalan. Saat itu udah gak terlalu semangat foto-foto gitu karena anginnya dingin!

Wefie di depan O'Sulloc Tea Museum [Nono's]

Setelah foto-foto, kita nunggu bus yang ke Jeju City dan busnya lumayan ngaret dari jadwal. Akhirnya lumayan banyak juga yang nunggu bus di halte itu. Saat lagi kedinginan gitu, kita bertiga takjub sama cewek-cewek Korea yang pake rok mini. Semua demi fashion. Tapi kita anak tropis emang lemah sama cuaca dingin.

Nunggu bus di halte O'Sulloc [Nono's]

Akhirnya bus yang ditunggu pun datang, lagi-lagi gw ketiduran dan bangun-bangun pas udah di Jeju City. Ternyata rute busnya itu ke Jeju International Airport dulu baru ke Jeju Intercity Bus Terminal. Setelah sampe di Terminal, kita jalan balik ke Hotel, ngambil koper dan naik taksi ke Jeju International Airport.

Penerbangannya sedikit delay sih, tapi alhamdulillah lancar ampe mendarat di Gimpo International Airport. Habis itu kita langsung naik subway ke Gajwa Station. Nama guesthouse kita itu Kam Guesthouse dan ratingnya tinggi di Booking.com. Bentuk guesthousenya itu kaya rumah gitu. Jadi feelnya seru aja. Kita bertiga pilih ruangan yang kaya studio gitu, jadi ada dapurnya segala. Nama pemilik guesthousenya ini Kim Kani. Orangnya ramah dan bisa bahasa inggris.

Saat kita tiba tuh, di ruangan kumpulnya itu lagi rame, akhirnya setelah ngurusin administrasi dan sebagainya kita bertiga jalan ke ruang kumpul itu untuk kenalan. Saat itu ada 4 orang, satu orang dari Singapore, satu orang dari Jepang dan dua orang dari Tiongkok. Seru banget interaksi sama orang dari negara lain! Anita bahkan nyobain minum makgeolli haha.. Gw sama Nono dikasih banana milk. Karena gw pake kerudung, jadinya mereka pada tau kalo gw muslim dan gak minum alkohol.


Hasil dari kumpul-kumpul itu, Justin (yang orang Singapore) mau ikut kita bertiga ke Nami Island dan Petite France besok. Karena besok dia gak ada kegiatan dan dia belum pernah ke attractions itu. Kita sih oke-oke aja. Malah jadi seru gitu haha.. Kita janjian untuk berangkat besok pagi jam 8. Udah deh habis itu kita istirahat.

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

Goes to Jeju Island #Day3

Pagi itu kita semua baru bangun jam 8. Mungkin efek dari kurang tidur di Malaysia, waktu penerbangan yang lama, dan nyasar menuju N Seoul Tower. Padahal schedule hari itu kita berangkat jam 7 dan jalan-jalan ke daerah Gwanghwamun dan Chenggyecheon Stream. Namun apa ada, kenyataan berkata lain. Akhirnya kita baru rapih sekitar jam 10. Langsung turun ke area dapur untuk sarapan dan check out . Pagi itu sarapannya roti bakar sama Pop Mie! Anita nemu Pop Mie di rak dapur, langsung aja diambil dan dimakan bareng-bareng. Sarapan Pop Mie! [Nono's]   Selesai sarapan, kita check-out dan nitip koper dulu soalnya mau jalan-jalan dulu di sekitar situ. Gw ngusulin untuk ke Stasiun Seoul yang lama dan akhirnya kita jalan ke situ. Sayangnya cuaca lagi kurang bersahabat. Hujan dan angin yang lumayan kencang dan dingin. Sempet nyasar lagi sedikit, tapi akhirnya berhasil juga menemukan Stasiun Seoul lama. 

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor