Akhir-akhir ini banyak sekali hal yang masuk ke dalam
pikiran. Banyak sekali! Sampai bingung sendiri.
Baiklah..
Saya akan mencoba menguraikan benang kusut yang ada di
pikiran ini.
Sebagian besar isi otak saya saat ini mungkin adalah skripsi
tercinta. Pusing sekali mengerjakan material flow untuk kedua industri ini. Memang
sebagian besar salah saya karena saya kurang teliti pada saat pengukuran
langsung di lapangan. Akhirnya pada saat perhitungan, pusingnya setengah mati.
Setelah bersusah payah merangkak melewati beratnya beban perhitungan material
flow ini, akhirnya baru saja saya selesaikan. Tapi sejujurnya masih ada
beberapa data yang aneh. Tapi nggak juga sih. Haha.. Pokoknya pasrahkan diri
pada asistensi yang menunggu di minggu ini. Sudah terlalu lama diri ini
mengalihkan perhatian dari skripsi yang saat ini paling membutuhkan perhatian. Terlalu
lama sampai-sampai batin ini menjadi tidak tenang. Maaf ya lebay, tapi memang
itu kenyataannya. Ada satu kutipan yang sesuai sekali dengan kondisi saat ini..
“Because my consience leaves me no other choice.” - Dr. Martin Luther King Jr.
Kutipan ini saya dapatkan dari track-nya Linkin Park yang
berjudul Wisdom, Justice and Love. Kenapa saya sebutnya track bukan lagu? Karena
isi dari track itu berisi suara Dr. Martin Luther King Jr. Agak sulit
menjelaskannya, jadi coba disearch aja di google dan dengarkan sendiri. Balik
lagi ke topik awal, my conscience seriously leaves me no other choice but faces
the reality. Nggak bisa melarikan diri lagi, karena sang waktu terus berjalan
tanpa beristirahat sedetik pun. Tanpa terasa saat ini sudah pertengahan April. Semoga
rencana saya untuk menyelesaikan skripsi ini akhir April bisa tercapai.
Bukannya apa-apa, tapi saya ingin cepat menyelesaikan skripsi ini dan mulai
mencari pekerjaan tanpa adanya pikiran mengenai skripsi yang belum selesai. Saya
ingin bisa langsung bekerja setelah lulus nanti. Amien..
Untuk pekerjaan sendiri, saat ini saya melakukan kerja
sambilan sebagai transkriptor. Pada tau kan ya apa itu transkriptor. Saya kerja
sambilan di dua perusahaan market research. Beberapa hari lalu sempat
mengerjakan satu transkrip dan honor yang diterima pun lumayan. Saya merasa
saya berada pada tahap di mana saya tidak ingin merepotkan orang tua saya lagi.
Sudah lama sebenarnya saya ada di tahap ini, namun kerja sambilan ini membuat
mata saya terbuka lebar dan pandangan saya terus berjalan ke depan. Bukan sekedar
perkataan yang biasa diucapkan kapanpun.
Saya kagum pada beberapa orang dosen saya. Salah seorang
dosen menyatakan bahwa dirinya sudah mencapai tahap di mana bukan bekerja
karena uang.
“Uang hanya simbol kemandirian dari segi ekonomi. Masih banyak hal penting lainnya.”
Pada saat kuliah yang
lain, seorang dosen menjelaskan bahwa menjadi engineer adalah merekayasa sistem
agar sesuai dengan maunya kita. Maunya kita adalah masyarakat sejahtera. Tapi hal
ini sering sekali dilupakan.
“Apakah jika masyarakat semuanya dikasih kemeja, smartphone dan Apple harkat hidup mereka meningkat? Tidak. Meningkatkan harkat hidup itu dari hati, menggunakan pikiran.”
Masih ada yang lain sebenarnya. Saya menyesal sekali tidak
mencatat perkataan mereka. Luar biasa sekali dosen-dosen saya. Saya juga ingin
sekali menjadi seperti mereka.
Pada beberapa aspek, saya juga merasa bahwa saya menjadi
lebih dewasa. Pada suatu kondisi di mana seseorang mengambil keputusan pada
satu pilihan, maka semua konsekuensi yang ada pada pilihan itu sudah sewajarnya
diterima dengan hati yang lapang. Saya bersyukur bahwa selama ini saya tetap
berada pada jalan yang memang sudah seharusnya. Beberapa orang mengeluh pada
pilihan yang telah diambilnya. Hingga saya sempat berpikir, “ini gw yang salah
atau…”. Tidak perlu dilanjutkan karena saya sudah tau jawabannya.
Satu sisi dari dunia ini terlihat begitu berkilauan. Terlalu
menyilaukan untuk outsider seperti saya. Terlalu banyak keinginan yang tidak
bisa diungkapkan dan tetap tersimpan rapat. Dunia ini terlalu jauh dari gapaian
tangan saya. Berlari sekuat tenaga pun tidak akan bisa membuat saya menjadi
lebih dekat. Sejenak saya lupa bahwa masih ada sisi lain dari dunia ini. Saya
lupa. Saya terlalu terpana akan indahnya kilauan dunia itu. Saat saya tiba-tiba
tersadar, saya tertawa. Lega sekali rasanya. Apakah kalian mengerti?
Hmm.. untuk hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang satu
itu, tidak ada yang berubah. Sampai saat ini masih saja berharap. Tapi setelah
menonton dua anime itu, timbul satu harapan lagi. Semoga menjadi kenyataan ya
haha..
Entah benang kusut ini sudah terurai atau belum. Setidaknya perasaan
ini menjadi lebih lega dari sebelumnya. Masih banyak hal yang harus dilakukan
dan masih banyak hal yang harus diperbaiki dari dalam diri ini. Semangat..
semangat.. Let’s keep moving forward
Comments
Post a Comment