Skip to main content

Sepucuk Surat untuk Ayah

Berikut ini ada sepucuk surat yang dituliskan oleh seorang teman yang bernama Farid kepada Ayahnya. Sebelum memposting ini, aku udah minta izin sama Farid. surat ini aku ambil dari milis Teknik Sipil dan Lingkungan 2009. Semoga dengan membaca surat ini kita menjadi lebih sayang terhadap ayah kita masing-masing. :)

Dibawah ini, saya tulis sebuah surat pendek,. Sebuah surat yang saya rangkai di tiap dini hari selama lima malam terahir. Semoga menjadi pelajaran berharga untuk saya, dan untuk kita semua.
  
Assalamualaikum Pa…
20 Desember 2010
Depok, di suatu kamar kecil 3.20 dini hari, diirngi dengan tetesan air mata do'a, di saat dunia masih tertidur lelap, aku coba menuliskan sebuah surat untukmu Pa, hanya sebuah catatan kecil yang aku harap kau bisa mendengarnya…

Pa..
Entah berapa juta do'a lagi yang harus kupanjatkan padaNya…di tiap waktu yang diriku punya, hanya ada satu do'a untukmu. Tak ada keinginan lain, cepet sembuh Bapa..

Pa…
Usiaku belum cukup matang untuk mengenal dunia dan kehidupan yang sebenarnya sebagai laki-laki. Banyak hal yang harus kupelajari tentang kedewasaan,hidup dan tentang kisah betapa "hebatnya"  dirimu dulu. Tentang engkau yang rela menjadi kernet angkot hanya untuk meneruskan kuliahmu atau tentang cerita bagaimana engkau mendapatkan hati seorang perempuan berhati malaikat seperti ibu. Aku belum mempelajarinya Pa…

Pa…
Kau tau?
Sebagai anak laki-laki yang beranjak dewasa, terkadang aku selalu ingin bercerita semuanya tentang perjalananku hidupku. Tentang betapa susahnya hidup sendiri ataupun tentang aku yang mulai menyukai lawan jenis. Di tiap malam, aku selalu memimpikan agar kita bisa berkeliling ke kebun kita berdua, hanya aku dan engkau..


Pa…
Masih ingat waktu kita aku dulu belajar bermain sepeda? Engkau dengan telaten memasangkan kedua roda kecil pada sepedaku. Mengajariku bermain sepeda di halaman rumah kita yang kata orang-orang sangat sederhana. Sering sekali aku terjatuh dengan sepeda kecil itu, tapi kau tak pernah berhenti untuk membangunkanku. Seakan kau ingin bicara " Ini hidup nak. Hidup itu keras, dan kau harus kembali berdiri ketika kau jatuh…."

Pa..
Pernah terpikir olehku tentang senyummu. Tentang makna bahagia ketika engkau selalu membanggakan diriku sebagi anak laki-laki satu-satunya. Sepertinya tak ada hal lain yang membuatmu gembira, selain melihatku gembira. Jika aku kehilangan akal untuk meminta sesuatu pada ibu, engkau pasti tujuan utamaku. Karena aku tau, engkau adalah orang yang paling mengerti keinginanku sebagai seorang anak laki-laki. Apapun itu, kau pasti membelikannya. Walaupun aku tau,sering aku melihat hanya ada uang sepuluh ribu dan sebuah KTP dalam dompetmu yang sudah tua…

Pa..
Sering kau memarahiku, karena telat bangun. Aku terkadang berpikir egois " Aku kan kecapean Pa…." tanpa pernah berpikir kau lebih lelah dan lebih renta daripada diriku. Seharian bekerja banting tulang hanya untuk membuatku tetap bisa makan. Dulu aku selalu merasa kesal, saat telepon dan smsmu tak pernah berhenti absen menyuruhku untuk cepat pulang sekolah ketika waktu telah mendekati sore. Dan kau tau Pa? sekarang aku sangaattt merindukan semua momen itu. Karena aku tau, semua yang kau lakukan hanyalah sebuah bentuk kasih sayang dan cintamu yang teramat besar. Kau ingin memberiku contoh tentang apa yang harus kulakukan pada anaku kelak..

Pa..
Aku ingat, pernah suatu ketika aku sakit keras dan terbaring sangat lemas. Mataku hanya bisa tertutup rapat dan merasakan panas yang terasa membakarku. Entah berapa puluh kali kau rajin menyentuh kening kecilku. Hanya sekedar memastikan bahwa kompresan yang engkau buat bisa menurunkan panasnya. Kau terlihat sangat panik waktu itu. Tanpa kau sadar, kau tertidur di bawah ranjang tidurku tanpa alas apapun. 


Pa..
Tak pernah selama ini, aku mendengarmu mengeluh tentang beban-bebanmu. Tentang sulitnya menghidupi kami atau tentang sakit yang kau rasa. Mungkin kau tak pernah sadar, disaat semuanya cemas mengkhawatirkanmu, kau tetap kuat untuk melaksanakan sholat malam. Sekali lagi hanya untuk memberikan contoh untukku. Luar biasa, kau benar-benar luar biasa Pa...

Pa..
Aku masih ingat tentang kecupanmu di keningku, tentang pujian pada orang-orang tentang diriku, atau tentang cerita kita sarapan bubur berdua. Tanpa kusadari, kaulah ayah paling romantis di seluruh dunia. Laki-laki terhebat yang pernah aku kenal. Satu hal yang harus engkau tau Pa, kami semua sangat mencintaimu. Teramat sangat….
Semoga sepucuk surat ini didengar oleh Tuhan…
Cepat sembuh Pa…



Dedicated for the best father in the world,
your love will be eternal
I Love You So Much Pa..
( Kutulis dalam balutan cinta dan kasih sayang untukmu )
Wassalam anandamu,
Farid


NB : Sayangilah ayah kita, coba tengok raut mukanya, bayangkan kerutan yang terus melebar pada kulitnya. Kecup tangannya dan rasakan tulus cintanya pada kita. Atau kirimlah sekedar sms dan bilang bahwa kita sangat mencintainya. Lakukanlah. Jangan pernah sia-siakan keberadaan ayah kita di dunia ini. Karena Kita tidak pernah tau, berapa kesempatan lagi yang kita miliki untuk melakukannya. Silahkan sebarkan notes ini jika ada diantara kalian yang ingin menyebarkannya. Biarkan dunia tahu bahwa seberapa besar arti ayah untuk kita. Semoga rahmatNya selalu bersama mereka, para ayah di dunia ini. Amin Ya Robbal Alamin.   

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...