Skip to main content

Review: Novel BUMI


Kali ini gw akan nulis review tentang novel Serial BUMI karya Tere Liye. Buat yang cukup kenal gw, pasti tau kalau koleksi novel gw itu mostly karya Tere Liye. Pokoknya kalau yang nulis Tere Liye itu udah pasti bagus haha.. Itu pandangan subjektif gw sih haha..

Novel BUMI ini udah lama banget gw punya. Cover-nya aja masih cover edisi lama. Kertasnya pun udah mulai lusuh. Setelah sekian tahun beli, akhirnya berniat untuk menuntaskan baca novel ini. Gw sengaja bawa novel ini saat gw pergi ke Semarang dan Pati untuk datang ke nikahannya April. Novel ini selesai gw baca saat perjalanan pulang di kereta dari Semarang ke Pasar Senen.

Novel BUMI dari Serial BUMI oleh Tere Liye
Novel BUMI dari Serial BUMI oleh Tere Liye

Review ini mengandung SPOILER! dan juga sangat subjektif! Jadi kalau ada yang gak sependapat sama gw, it’s okay. Saling menghargai yaa.. And I’m very open for a discussion! Comment aja di bawah, pasti gw bales kok hehe..

Overall, Novel BUMI ini menceritakan tentang petualangan Raib, Seli dan Ali di Klan Bulan. Novel ini ditulis dari sudut pandang orang pertama, yaitu sudut pandangnya Raib sebagai tokoh utama. Ini buku pertama dari Serial BUMI.

Sinopsis: BUMI

Novel diawali oleh perkenalan Raib sebagai tokoh utama. Raib berusia lima belas tahun dan duduk di kelas Sepuluh. Dari luar, semua tampak normal. Hanya saja, Raib ternyata bisa menghilang. Literally menghilang, gak keliatan sama orang lain meskipun dia ada di situ. Dia merahasiakan kemampuannya dan menjalani kehidupan remajanya dengan normal. Raib punya teman dekat yang bernama Seli dan musuh bebuyutan bernama Ali.

Sampai suatu hari, Raib bertemu dengan sosok tinggi kurus yang muncul di dalam cermin kamarnya. Sosok itu bernama Tamus. Tamus itu mau ngajarin Raib tentang kekuatannya Raib, tapi caranya maksa gitu. Bahkan dia mau ngebunuh kucing peliharaan Raib – Si Putih – supaya Raib lebih termotivasi untuk “belajar”.

Things escalated quickly, saat tiba-tiba gardu listrik di sekolah meledak dan tiang listrik roboh menuju Raib dan Seli. Kabel-kabel penuh aliran listrik mengarah ke mereka dan Seli justru menangkap kabel-kabel itu dan mengalirkan listriknya ke tanah. Kemudian, Raib juga menghilangkan tiang listrik yang akan menghantam mereka. Belum hilang rasa terkejut atas kekuatan masing-masing, Ali nyuruh mereka berdua sembunyi di aula sekolah.

Saat mereka bersembunyi, Tamus tiba-tiba muncul dan mau membawa Raib pergi. Niat Tamus dihalangi oleh Seli dan Ali. Tapi obviously skill mereka gak sepadan dan malah jadi babak belur sendiri. Pertolongan pun tiba, guru matematika mereka – Miss Selena – datang dan membantu mereka melawan Tamus. Tapi Miss Selena pun kewalahan dan akhirnya membuat lubang hitam dan menyuruh Raib, Seli dan Ali masuk ke lubang hitam tersebut.

Ternyata Raib, Seli dan Ali telah berpindah klan dan tiba di Klan Bulan. Di tengah kebingungan mereka, Ali si super jenius memiliki teori bahwa ada beberapa kehidupan yang terjadi secara bersamaan di atas bumi. Ali berteori bahwa Raib itu sesungguhnya anggota Klan Bulan, Seli anggota Klan Matahari dan dia sendiri anggota Klan Bumi. Teori tersebut menjelaskan kenapa cuma Raib yang mengerti bahasa Klan Bulan dan bisa berkomunikasi dengan penduduk Klan Bulan.  

Raib, Seli dan Ali tiba di rumah Ilo, seorang desainer terkenal di Klan Bulan. Keluarganya Ilo terdiri dari istrinya Vey, anak sulungnya Ily dan anak bungsunya Ou. Ilo berpikir bahwa mereka bertiga tersesat karena lorong berpindah – semacam moda transportasi di Klan Bulan – sedang bermasalah. Ilo berencana mengantarkan mereka bertiga ke pusat pengawasan lorong berpindah, supaya mereka bertiga bisa pulang.

Namun, Ilo menyadari ada terlalu banyak keanehan pada Raib, Seli dan Ali. Dia mengganti tujuan ke Perpustakaan Sentral dan bertemu dengan Av, penjaga Bagian Terlarang Perpustakaan. Av menjelaskan mengenai dunia paralel yang sudah diteorikan oleh Ali, yaitu mengenai Klan Bumi, Klan Bulan, Klan Matahari dan Klan Bintang. Termasuk bahwa Raib adalah anggota Klan Bulan dan orang tuanya bukan orang tua kandung Raib. Av juga memberikan sarung tangan Klan Bulan untuk Raib dan sarung tangan Klan Matahari untuk Seli.

Raib, Seli dan Ali tidak bisa lama di Perpustakaan Sentral, karena sudah dikepung oleh Tamus dan pasukan bayangan. Tamus berencana untuk mengambil alih kekuasaan di Klan Bulan. Mereka bertiga dan Ilo kabur lewat tangga darurat dan naik kapsul berpindah dari stasiun darurat. Mereka berencana untuk menjemput Vey dan Ou sebelum kabur ke rumah peristirahatan Ilo di teluk kota. Tapi tiba-tiba, kapsul berpindah mereka tertarik secara otomatis menuju Stasiun Sentral.

Mereka berempat berhasil kabur dari pemeriksaan Stasiun Sentral dan Ilo mengendalikan kapsul berpindah secara manual agar tidak bisa dikendalikan oleh sistem. Kapsul mereka pun dikejar oleh kapsul pengejar. Namun jalan banyak yang diblokir dan mereka diarahkan menuju Perpustakaan Sentral. Saat Raib, Seli dan Ali sudah siap bertarung, tiba-tiba layar di dinding menyala dan muncul transmisi dari Ily. Ily bilang akan me-restart sistem dan bisa memberikan waktu sampai kapsul mereka mencapai stasiun darurat di permukaan.

Setelah berhasil kabur, mereka berempat menuju rumah peristirahatan Ilo di teluk kota. Di sana sudah menunggu Vey dan Ou. Hari berjalan dengan normal di rumah peristirahatan. Raib dan Seli berlatih kekuatannya masing-masing, sementara Ali belajar bahasa Klan Bulan. Saat malam tiba, Av tiba-tiba muncul dari api perapian. Kondisi Av tidak begitu baik dan dia datang bersama Tog, Panglima Timur Pasukan Bayangan.

Av menceritakan bahwa Tamus mencari si Tanpa Mahkota yang terpenjara di ‘Bayangan di bawah Bayangan’. Tamus ingin agar si Tanpa Mahkota kembali berkuasa. Tog memberitahu bahwa dia melihat orang dengan ciri-ciri Miss Selena di Perpustakaan Sentral. Saat yang lain beristirahat, Raib mengajak Seli dan Ali untuk diam-diam menyelamatkan Miss Selena.

Mereka bertiga pergi diam-diam menggunakan serbuk perapian milik Av dan berhasil menyelinap ke beberapa bagian perpustakaan dan berhasil menemukan Miss Selena. Namun ternyata, itu perangkap dan mereka telah dikepung. Tamus telah menyambut mereka di ruangan tersebut. Pertarungan Raib dan Seli dengan para petinggi pasukan bayangan pun tidak terelakkan. Tetapi mereka berdua bisa dikalahkan dengan mudah.

Tamus menceritakan siapa sebenarnya si Tanpa Mahkota dan mengatakan bahwa si Tanpa Mahkota itu orang yang paling berhak menguasai dunia. Dengan Buku Kehidupan yang dimiliki Raib, Tamus menyuruh Raib mengembalikan si Tanpa Mahkota dari dalam penjara. Raib menolak dan Tamus mengancam untuk melemparkan Miss Selena ke dalam lorong penjara Bayangan di bawah Bayangan. Dengan sisa kekuatannya, Seli menahan Miss Selena. Namun Seli tidak cukup kuat, dan malah ikut terbawa.

Saat itu, tiba-tiba Ali meraung dan tubuhnya berubah menjadi beruang besar. Satu tangannya meraih Seli dan Miss Selena dari lorong. Ali mengamuk dan memukul beberapa panglima bayangan yang berdiri di dekatnya. Tamus berusaha menghajar Ali, namun dia kewalahan. Dengan tangan besarnya, Ali berhasil melempar Tamus ke dalam lorong penjara. Tubuh Tamus terseret ke dalam lorong dan lorong tersebut perlahan mengecil dan menghilang.

Av, Ilo, Tog dan beberapa orang lainnya tiba. Tubuh Ali menyusut dan kembali seperti semula. Ali tidak bisa mengingat bahwa dia telah berubah menjadi beruang besar. Miss Selena berhasil diselamatkan. Raib, Seli dan Ali bisa kembali pulang ke Bumi.

Comments

Beberapa bab awal masih agak kurang menarik, karena memang masih perkenalan dengan para tokoh. Keadaan mulai menarik saat Tamus muncul di dalam cermin Raib. Jujur gw kalo jadi Raib, gw pasti bakal ketakutan. Serem gak sih tiba-tiba ada orang yang muncul di dalam cermin kamar lo!?

Petualangan Raib, Seli dan Ali di Klan Bulan itu menarik sih. Siapa sangka ada dunia paralel selain dunia yang sedang kita tinggali. Udah gitu ternyata mereka itu bukan manusia yang normal seperti yang lainnya. Mereka bertiga itu justru orang-orang terhebat dari klannya masing-masing.

Summary kekuatan Raib, Seli dan Ali di Novel BUMI:
Raib: 
  • bisa menghilang;
  • bisa mengeluarkan pukulan berdentum;
  • sarung tangan Klan Bulan miliknya bisa menyerap cahaya di sekitar.
Seli:
  • bisa mengeluarkan petir; 
  • bisa melakukan telekinetis; 
  • sarung tangan Klan Matahari miliknya bisa mengeluarkan cahaya.
Ali:
  • punya kecerdasan yang super jenius;
  • bisa berubah menjadi beruang besar.

Novel BUMI ini masih menceritakan kisah petualangan awal mereka di dunia antar klan. Petualangan yang lebih seru ada di novel-novel selanjutnya.

Sekian review Novel BUMI. Sampai jumpa di review Serial Bumi selanjutnya! Happy reading :)

Comments

  1. Seru bgt sih novelnya, gua udh baca berurutan, bumi - nebula. Gk sabar novel lanjutannya...

    ReplyDelete
  2. Kak, apakah buku buminya yang cover lama mau dijual?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emangnya kalau dijual mau beli?

      Delete
    2. Mau kak, soalya punya saya rusak dan nyari di shopee dll ga ada yg sampul lama lagi. Asal harganya masih masuk akal sihh yg penting ☺️

      Delete
  3. baru sampe yang nebula nih saya bacanya, bagus dan seru buat dibaca.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...