Skip to main content

2017 to 2018

Setelah satu tahun skip, tahun ini akhirnya memutuskan untuk nulis resolusi lagi. Tahun 2016 ke 2017 bukannya gak mau nulis, tapi mungkin lebih tepatnya males. Karena sebagian resolusi 2016 dipindahin ke 2017 haha. #ketawasedih

Ini adalah review dari Resolusi Tahun 2016:

Resolusi #1 – Ikut Sertifikasi ATPA
Sampai saat ini belum berhasil terwujud karena di konsultan yang sekarang main focus-nya adalah tentang air minum. Jadi sekarang lebih banyak belajar tentang air minum dan juga public private partnership. Menarik sih, jadi tambah wawasan baru tentang negeri ini. Gw masih mau tetep ikut Sertifikasi ATPA, tapi mungkin belum dalam waktu dekat dan bukan jadi fokus utama.

Resolusi #2 – Bisa kerja freelance AMDAL
Hmm.. untuk resolusi ini bisa dibilang berhasil dicapai, karena sempat beberapa kali freelance proyek UKL-UPL. Tapi akhir-akhir ini lagi sepi sih. Semoga ke depannya ada banyak proyek buat freelance, aamiin.

Resolusi #3 – Skor IELTS di atas 5,5
Nah ini alhamdulillah tercapai. Setelah beberapa tahun omong doang mau ambil IELTS, akhirnya Maret 2017 gw ikut Academic IELTS dan hasilnya alhamdulillah di atas target. Overall band score-nya 7. Listening: 7.5, Reading: 7, Writing: 6 dan Speaking 6.5. Alhamdulillah banget. I don’t believe it myself. Gak sia-sia bayar 2,8 juta buat ikutan tes IELTS dan belajar IELTS otodidak siang – malem pun membuahkan hasil yang manis. I’m proud of myself! You did great Day! :)

Resolusi #4 – Apply Beasiswa LPDP dan Monbukagakusho
Nah ini hasilnya 50:50. Gw apply LPDP tapi gak apply Monbukagakusho. Waktu itu alasan gak apply Monbukagakusho adalah karena kurangnya nilai IPK gw. Sedih, tapi gak ada yang bisa dilakuin. Kalau LPDP.. ini rada nyesek sih. Sistem seleksi LPDP tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini ada Assessment Online, semacam tes kepribadian gitu lah. Gw berhasil lolos Seleksi Administrasi dan gagal di Assessment Online itu. Bikin gw sempet down dan berpikir if there’s something wrong with my personality or what!? Mereka memang gak menjelaskan kriteria penilaian dari Assessment Online ini.

Setelah bertanya kepada teman lain yang juga daftar LPDP, banyak juga ternyata yang gak lolos di tahap ini. Beasiswa BUDI yang untuk dosen ternyata juga pake sistem ini. Cut pun gagal di tahap ini. Kita bahkan sempet telpon-telponan sambil curhat sampe sekitar setengah jam gara-gara ini. My fault was that I did expect a lot from LPDP. I even have already had a conditional LoA from one of the University in the UK. Luckily I could use that Conditional LoA to apply for Chevening.

Tapi, honestly kejadian ini bikin gw agak ragu untuk apply LPDP lagi tahun depan. Masalahnya adalah gw gagal di tes kepribadian! Kalau gagal di wawancara, mungkin gw masih bisa belajar untuk improve my speaking or my confidence. Tapi masalahnya ini gagal di tes kepribadian! Gimana caranya memperbaiki kepribadian coba? Apalagi kalau ternyata emang “output” yang mereka inginkan emang gak match dengan kepribadian gw. Then what should I do?!

Semenjak dapat nilai IELTS, gw rajin apply beasiswa dan gw cukup pede sama berkas aplikasi gw. Tapi hasilnya nihil. LPDP pun hasilnya gitu. Honestly, gw jadi agak pesimis. Super envious sama mereka yang bisa langsung dapat beasiswa dalam beberapa kali apply. Again, made me thinking if there’s something wrong with me. Yaah.. mungkin emang belum rejeki gw. Tapi.. yasudahlah.. bukan kuasa gw.

Resolusi #5 – Travelling ke luar negeri
Resolusi tercapai di tahun 2016. In fact, I travelled abroad quite a lot in 2016. The most remarkable one was going to South Korea of course! Selain itu, gw juga jalan-jalan ke Singapura, Malaysia dan Thailand. Sepertinya untuk beberapa tahun mendatang, belum bisa jalan-jalan jauh lagi karena ada kewajiban lain.

Resolusi #6 – Bisa nge-post minimal 1x dalam sebulan
Resolusi ini gak usah dibahas karena udah jelas gak tercapai di tahun 2016 dan 2017.

Resolusi #7 – Bisa olahraga rutin
Nah ini, lumayan tercapai sih. Beberapa waktu terakhir ini gw lumayan rutin olahraga sebelum berangkat kerja. Olahraganya yoga sekitar 10 menit dan juga semacam 7 minutes workout gitu. Lumayanlah bikin keringetan.

Resolusi #8 – Bisa nyetir motor atau mobil
Alhamdulillah beberapa bulan terakhir sering latihan nyetir mobil lagi. Sampai saat ini masih harus sering latihan di tanjakan dan juga parkir. Udah lumayan sering latihan di jalan raya sih, cuma mentalnya kadang masih suka takut gitu. Harus berani! Biar bisa nyetir sendiri kemana-mana tahun 2018!

Resolusi #9 – Menikah (?)
Hmm.. sampai saat ini belum terlihat hilalnya. Tanda-tanda mengarah ke sana juga belum ada. Saat ini belum dekat sama siapa-siapa. Pernah deket sih, tapi yasudahlah. Pernah mau dikenalin juga sih, tapi gak jadi. Pengen coba nitip CV, tapi gw gak “ukhti” banget jadi gw ragu ada yang mau sama gw. Huft.. Semoga saat bertemu dengan jodoh ada di tahun 2018. Aamiin..

Setelah nge-review resolusi tahun 2016, gw jadi bingung mau nulis apa buat resolusi 2018. Tapi tetap harus ada target lah ya, biar gak jalan di tempat. :)

Resolusi 2018
  • Dapat beasiswa di luar negeri
  • Punya SIM A
  • Menikah
  • Rajin Investasi

Cuma empat sih, tapi cara mencapainya gak ada yang mudah. Untuk SIM, katanya sekarang udah susah buat nembak, jadinya harus prepare tes sendiri. Untuk beasiswa dan menikah, lebih banyak faktor luar. Tapi gw tetep harus berusaha juga kan. Rajin investasi juga penting biar bisa dapat penghasilan tambahan. Semoga tahun 2018 menjadi saat yang baik untuk berbagai hal. Aamiin..

Terima kasih untuk semuanya di tahun 2016 dan 2017, juga よろしくお願いします (yoroshiku onegaishimasu [hasil copas XD]) untuk tahun 2018!

Comments

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...