Skip to main content

Penang - Kuala Lumpur #Day3

Hari ini kita ngubah itinerary, harusnya kan ke Kek Lok Si Temple tapi karena ngobrol-ngobrol sama Makcik kemaren, kayanya dia gak suka gitu kalo kita bertiga datang ke tempat ibadah agama lain gitu. Akhirnya gw langsung bilang aja mungkin kami jadi nyewa sepeda dan keliling George Town. Dan itulah yang akhirnya kami lakuin.

Gw sama Teteh rental sepeda yang ada di hotel. Sepedanya cuma ada 2, kurang satu buat Eka. Niatnya sih mau boncengan gitu, tapi karena gw sama Teteh gak ada yang stabil bawa sepedanya akhirnya Eka sewa sendiri di tempat yang lain. Sepedanya gak enak dibawa boncengan dan gw udah lama juga gak naik sepeda, jadinya yaa gitu deh haha..

Siap-siap sepedaan di George Town

Setelah kita bertiga naik sepeda masing-masing, mulai deh berburu mural yang ada di sekitar George Town. Pokoknya setiap ada mural, kita berhenti buat foto haha.. Ada beberapa mural yang terkenal yaitu kakak adik boncengan naik sepeda sama anak kecil naik motor gitu. Sempet nanya beberapa kali sih sampai akhirnya kita berhasil menemukan dua mural itu. Karena emang terkenal banget, jadinya pas mau foto tuh gantian dan harus buru-buru gitu. Soalnya antriannya lumayan banyak.

Muralnya ketutupan haha..

Antara "Little Boy with Pet Dinosaur" dan "Boy on a Bike"

Little Children on a Bicycle

Reaching Up

Ngelewatin Seh Tek Tong Cheah Kongsi

Ngelewatin Syed Alatas Mansion

Kami bertiga keliling George Town-nya cuma sampai tengah hari aja, soalnya kan harus ngejar pesawat ke KL. Dari hotel, kami bertiga jalan ke terminal Komtar. Jalannya cuma sekitar 15 menit sih, tapi karena bawa backpack yang berat jadinya lumayan lelah juga.

Begitu sampai di terminal, kita bertiga bingung gitu bisnya ada di jalur yang mana, karena gak ada tulisannya gitu. Akhirnya nanya ke Bapak-bapak, tapi si Bapaknya ngejawabnya gak yakin gitu. Akhirnya setelah menunggu sekitar 10 menit, datanglah bus yang menuju bandara. Pas di bus ini, gw mulai ngerasa kedinginan gitu lho, mungkin karena pengaruh baju yang agak basah karena keringetan habis sepedaan.

Terminal Bus Komtar

Seperti biasa, kami datengnya lebih cepat di bandara. Akhirnya makan dan nyantai dulu di KFC, habis itu baru masuk ke ruang boarding. Tapi itu pun mampir dulu ke mushola buat sholat dan gw pun ganti baju karena masih berasa kedinginan. Setelah ganti baju, akhirnya jadi berasa lebih hangat. Tapi somehow di boarding roomnya gw masih ngerasa kedinginan gitu, dan kali ini gw gak sendirian. Semua orang yang lagi nunggu juga kedinginan. Kayanya AC-nya terlalu strong deh tuh. Akhirnya kita bertiga beli coklat di Starbucks biar ngerasa rada anget.

Waktu boarding tiba, kami pun akhirnya terbang ke KL. Di KL gw janji ketemuan sama Umi Nisa. Sore sebenernya udah sampai di KL, tapi karena Umi Nisa baru bisa ketemunya sekitar sejam lagi, akhirnya kita internetan dulu sebelum ke arrival gate. Begitu Umi Nisa bilang udah sampe, baru deh kita jalan keluar dan alhamdulillah langsung ketemu begitu keluar Arrival Gate.

Umi Nisa gak bisa ngajak jalan-jalan dan gak bisa lama-lama juga ketemuannya, karena besok ada acara gitu di rumahnya. Menurut keterangan Kak Ayu, Umi Nisa baru pindah rumah gitu, entah info ini ada kaitannya atau gak haha..

Gw ngenalin Eka dan Teteh ke Umi Nisa. Trus akhirnya kami bertiga diajak makan. Gw sih gak terlalu laper, jadinya cuma milih roti panggang aja, mungkin karena gak enak untuk pesan yang lain, akhirnya Teteh sama Eka juga mesennya roti panggang deh. Setelah ngobrol-ngobrol, akhirnya Umi mau pamit dan nganterin kami dulu buat beli tiket bus. Kami gak naik kereta karena mahal cuy. Harganya jauh banget sama bus, lagian demi penghematan dan pengalaman akhirnya kami memilih bus. Alhamdulillahnya tuh kami gak perlu nunggu lama gitu, karena udah ada bus yang mau jalan. Akhirnya kami foto-foto sama Umi dan pamitan.

Kami bertiga dan Keluarganya Umi Nisa

Di bus ke KL ini, kita milihnya kursi yang agak di depan gitu, jadi biar keliatan udah sampe atau belom. Perjalanan ke KL Sentral kayanya gak sampe 1 jam deh. Pas sampe di KL Sentral, kami rada galau gitu mau naik apa. Karena udah malem, kalo mau jalan juga kayanya gak aman dan capek. Akhirnya kami memutuskan untuk naik taksi. Sistem taksi di KL ini sama kaya gojek atau grab gitu kalo menurut gw. Jadi kita mesti dateng ke counter taksi dulu dan bilang tujuannya kemana, trus nanti disebutin harganya berapa. Setelah kita bayar, nanti dikasih kupon dan kuponnya ini nanti dikasih supir taksinya.

Jarak ke hotelnya menurut gw gak terlalu jauh sih, karena cuma habis 9 RM. Tapi yang agak serem adalah lokasinya ternyata agak jauh dari jalan raya. Udah gitu si Supirnya nanya kenapa pilih hotel di situ, soalnya di area sekitar situ banyak India jahat gitu. Lah gimana kami bertiga gak jadi was-was dengernya. Trus kata supirnya jangan pergi malam sendirian, harus pergi rame-rame biar aman.


Makanya begitu sampe hotel langsung istirahat aja deh, gak kepikiran untuk keluar lagi. Lagian udah cukup malam dan capek juga sih haha..

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...