Skip to main content

Bersyukur Reminder

Pernahkah kalian membaca sebuah quote di jejaring sosial yang intinya 'bersikap baiklah pada setiap orang yang kau temui, karena mereka sedang menghadapi masalah yang tidak kau ketahui.'? Pernah? Tidak pernah? Karena postingan ini akan membenarkan pernyataan tersebut.

Beberapa minggu lalu, seorang teman mengajak untuk ketemuan, untuk curhat dan diskusi seperti biasa. Biar bisa berangkat bareng, gw diminta dateng ke rumahnya yang ada di dekat area stasiun. Karena saat itu juga waktunya magrib, jadi gw sekalian sholat di rumahnya. Dia merendah bahwa rumahnya adalah gubuk. Menurut gw gak seperti itu, tapi memang ya perlu perbaikan di beberapa tempat. Sama seperti rumah Kakek dan Nenek gw yang ada di Bandung.

Setelah sholat dan berpamitan sama Ibunya, kami pun pergi ke tempat roti bakar untuk ngobrol. Sesampainya di sana, dia pun mulai cerita kehidupan masa SMA-nya dulu. Dia dan gw adalah teman SMP, bagian dari 2C dan 3C. Kami memiliki kondisi yang gak jauh beda. Ayah kami sama-sama udah gak ada. Ayah gw gak ada saat kelas 3 SMP dan Ayahnya saat 1 SMA. Setelah masa yang menyedihkan itu, kami sama-sama merasakan masa-masa gak ada pemasukan di keluarga kami masing-masing dan harus menyesuaikan keadaan dengan kondisi serba terbatas. Tidak perlu diceritakan secara detail. Mendengar kisahnya, jauh di dalam hati gw sangat bersyukur. Keadaan kami gak jauh beda, tapi gw masih bersyukur karena gak mesti melewati apa yg dia lakukan. Sampe saat ini gw sangat salut dan menghormati dia. Dia hebat! Dari kisahnya gw belajar bahwa gw harus bersyukur karena ternyata ada orang yang kehidupannya lebih di bawah gw.

Di lain waktu, gw berkesempatan berbagi kisah dengan seorang teman lainnya. Teman yang satu ini adalah teman kuliah meski beda jurusan, dan kami adalah trainmate. Kami sering ketemu karena naik kereta yang sama. Karena itu kami jadi sering bertukar cerita.

Awal dari diskusi adalah ajakan travelling yang berujung ke pengeluaran bulanan. Jadi dia ngajak travelling, gw bilang gak ada duit, dia bilang lagi tabungan dari gaji kan udah banyak, dan gw bales dikira gaji gw buat gw sendiri. Berawal dari situ. Dia nanya buat apa aja gaji gw. Setelah gw kasih tau, dia nanya lagi ayah gw kemana. Trus akhirnya gw kasih tau dia.

Gak berapa lama, gw makan malem sama dia. Saat itu lah kami bertukar cerita. Gw cerita tentang keluarga gw dan begitu pun dengan dia. Dia cerita tentang ibunya yang udah gak ada, ibu baru, juga kondisi adiknya. Gw gak pernah nyangka ternyata kehidupan yang dia jalani seperti itu, yang gw tau dia cuma travelling, travelling dan travelling. Mendengar ceritanya gw merasa bersyukur. Begitu pun sebaliknya, dia merasa bersyukur mendengar cerita gw. Saat itu, mata gw pun terbuka. Bahwa kehidupan yang kami alami masing-masing itu emang kondisi terbaik untuk kami.

Di lain waktu gw berkesempatan bertukar cerita dengan seorang teman kuliah. Saat ini kami menjadi lebih dekat karena satu dan lain hal. Dia sering cerita kondisi keluarga dan lainnya. Karena dia udah cukup terbuka untuk cerita tentang dia, gw pun akhirnya cerita tentang gw. Tentang kehidupan kuliah gw yang sama sekali belum pernah gw ceritain ke teman lainnya. Di akhir cerita dia terkesan simpati dengan gw dan hidup gw. Tapi sebenarnya gw yang justru simpati kepada dia. She has such a complex family conditions. Dia hebat bisa menghadapi semua itu.

Dari semua pengalaman tersebut, gw tiba-tiba ingat quote yang tadi gw tanyain. Ternyata itu benar. Mengutip sedikit dari buku yang baru-baru ini selesai gw baca. Mungkin seseorang terlihat ceria di luar. Tapi kita tidak tau bagaimana saat dia sendirian. Apa yang dia rasakan, apa yang telah dialami dan apa yang sedang dihadapinya. Lagipula masalah seperti itu tidak bisa diceritakan kepada sembarang orang. Gw pun akhirnya cerita hal yang selama ini gak pernah diceritakan karena tidak semua orang bisa diajak bicara tentang hal itu, dan tidak ada yang cukup terbuka untuk membicarakan masalahnya yang sensitif. Karena itu, begitu ada yang terbuka dan berada di kondisi yang gak jauh beda dari gw, gw baru bisa cerita. Seperti ada perasaan senasib gitu. Tentu tujuannya bukan untuk menyombongkan keadaan. Tapi lebih berbagi kisah dan pengalaman yang membuat kita bersyukur dengan kondisi masing-masing.

Mungkin kita pernah mengeluh mengapa begini? Mengapa begitu? Tapi pernahkah memikirkan apa yang terjadi jika tidak seperti ini? I do. I do thinking a lot. Dan di akhir pemikiran kesimpulannya selalu sama. Meski yang gw alami gak mudah, tapi gw bersyukur dengan apa yang telah terjadi. Gw yang kayak gini ada karena apa-apa yang udah gw lewatin. Mungkin ya gw sedikit iri pada kehidupan teman-teman gw yang lain. They seemed so happy hanging out in famous cafes and travelling everywhere. Tapi saat gw mencoba jujur ke diri gw sendiri, gw gak suka pergi-pergian. Mendingan di rumah ngelakuin entah apa. Pada dasarnya gw emang himono-onna sih hahaha.. Dan sebenarnya gw pun merasa gak nyaman ada di tempat seperti itu. Ada perasaan kaya ‘ini bukan tempat gw' dan kalo pergi ke sana pun hanya sekedar ingin merasakan seperti apa sih rasanya dan cukup sekali aja. Pada akhirnya kembali berpikir bahwa keadaan gw yang sekarang emang yang terbaik. Gw yakin pasti temen-temen gw itu juga punya masalah masing-masing, entah apa itu. Jadi yang terbaik dilakukan adalah mensyukuri kehidupan sendiri dan menghargai kehidupan orang lain. Gak perlu iri, karena kehidupan kita sendiri udah jauh lebih beruntung dari banyak orang. Kita aja yang selalu ngeliat ke atas. Lupa ada kehidupan juga di bawah.

And lastly, coba kalian berpikir sebentar, renungkan sejenak apa-apa yang telah terjadi di kehidupan kalian. Sudahkah kalian bersyukur?

Comments

  1. haha gw suka nih ama tulisan lu yang satu ini day, intinya filosofinya sama kyk milih buah yang matang

    terkadang buah yang dari luar terlihat jelek bahkan aneh justru terkadang isinya lebih baik dari buah yang dari luar terlihat bagus

    namun sebaliknya saat kita memilih buah yang terlihat bagus dari luar maka kita harus hati-hati karena bisa jadi isi buah tersebut belum matang bahkan terkadang malah sudah busuk

    itulah pentingnya selalu melihat kebawah, karena dengan begitu kita akan selalu bersyukur akan apa yang sudah kita dapat

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha.. makasih Nggar..

      yap.. yap.. karena terkadang masih banyak orang yang lupa. karena itu perlu diingetin. salah satunya dengan postingan ini haha..

      Delete
    2. mampir day kesini kali kali
      http://serenadetempo.blogspot.com/

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...