Skip to main content

Beberapa Hari Lalu... #JejakKedelapanbelas

Beberapa hari lalu banyak hal yang datang padaku. Menjadi salah satu pihak yang terlibat dalam suatu proses besar itu sesuatu. Dalam seumur hidupku tidak pernah terpikirkan bahwa aku akan berada di dekat proses itu. 'Out of reach' mungkin istilah yang paling sesuai. Tapi saat ini aku berada di sini, di antara dua proses besar. Aku kehabisan kata-kata. Tidak ada kalimat bahkan kata yang terucap. Aku mendapatkan sebuah kehormatan untuk berada di sini. Terima kasih kepada dua sahabat tersayang yang mempercayaiku dan memberikan sebagian kebahagiaannya padaku. Aku bahagia untuk kalian. Sejujurnya terasa sedikit sedih, tapi aku tetap bahagia untuk kalian :')
Pada waktu yang sama di tempat berbeda, seorang sahabat mencoba jujur dan mengakui perasaannya sendiri. Banyak orang yang tidak bisa melakukan hal itu. Good job sahabatku tersayang. Namun perasaan yang tengah kamu rasakan akan lebih baik jika bisa disampaikan pada orang yang bersangkutan, orang yang pernah memiliki sebagian pikiran dan hatimu. Sampaikan dengan cara apapun, seeksplisit atau seimplisit yang kamu inginkan. Karena aku tahu bahwa kamu saat ini pasti merasa sangat menderita untuk menahan rasa itu. Biarkan dia tahu. Dan semoga suatu hal baik akan terjadi. Semangat ya sahabatku tersayang :-*
Dan lagi-lagi pada waktu yang sama dan di tempat berbeda, aku berjuang untuk seminar. Di saat yang lain sudah revisi bab i, aku masih berdiri di garis awal. Masih mencari industri untuk penelitian tugas akhir yang entah kapan aku dapatkan. Sempat down beberapa hari lalu dan emosi tidak karuan. Hopeless. Ya. Hopeless. Tapi kemudian ingat suatu quote dari seorang teman dan quote itu sangat sesuai dengan kondisiku. "banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekat mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah." mari berpositive thinking. Dan aku yakin keberhasilan itu sudah dekat. Lanjutkan apa yang masih bisa dilanjutkan. Semangat :D
Di waktu dan tempat yang berbeda, ada sebuah perasaan yang disakiti dan dikecewakan. Ada sebuah pohon yang selalu mendengar. Mendengar keluhan dan permasalahan burung-burung kenari di sekitarnya. Pada saat sang pohon ingin didengarkan, burung kenari pergi satu per satu, kalaupun ada burung kenari yang masih berada di dahan, ia terlalu asyik dengan kicauannya sendiri. Sang pohon akhirnya tetap diam. Namun ia masih tetap setia mendengarkan kicauan burung kenari. Ada sebuah perasaan yang tersakiti dan dikecewakan. Namun tidak ada yang menyadari.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Itinerary and Budget South Korea Trip [May 2016]

Setelah sepuluh postingan sebelumnya itu menceritakan tentang kejadian apa aja yang terjadi selama perjalanan gw, Nono dan Anita di Korea Selatan pada tanggal 1 – 10 Mei 2016, kali ini gw akan memposting mengenai keseluruhan itinerary kita dan juga budget gw selama traveling kemaren. Sebelum liat itinerary aktual kita pas di Korea Selatan, ini gw kasih liat itinerary yang kita rencanain sebelum berangkat: ( please click and then  open image in new tab  for bigger resolutions ) Rencana Itinerary di Korea Selatan

My Personality Test Result

I tried this personality test on  http://personality.visualdna.com/ I am a Harmonizer . Harmonizer means a mediator who brings one thing into harmonious agreement with another. Spirit: You're a Harmonizer. Loyal and honest, you're generous with your time and know how to support your friends. You value one-on-one time with your inner circle and have a few close friends who you can truly rely on. Reliable and trustworthy, you seek harmony and balance in your life. You forge strong, long-lasting friendships, and your friends value your honesty and frank opinions. You tend to value routine and security. You know how to take the good with the bad. Your balanced attitude means life feels pretty good and you're comfortable in your own skin.   When it comes to improving things in your life, why would you say no to extra cash? It would be great to treat the family whenever you feel like it. The trick is to be disciplined about budgeting. If you...

Beberapa Hambatan Menuju Kebahagiaan

 Menunda Kebanyakan orang tidak berhasil di dunia ini karena selalu menunda-nunda apa yang seharusnya diselesaikan. tampaknya ada suatu suasana "nikmat" dalam penundaan ini, semakin sering menunda sesuatu, semakin terasa kurang bertanggung jawab. Setelah bertumpuk-tumpuk, barulah terasa berat dan kemudian mencari-cari dalih yang membenarkan dirinya. Malas Kemalasan bukanlah warisan. Seorang pemalas melihat pagi hari dengan berbaring di tempat tidur seraya memperhatikan berkas cahaya pagi yang menembus jendela, memperhatikan siang hari dengan keluh kesah bahwa matahari terlalu terik sehingga melelahkan badannya, menatap senja dengan mengatakan bahwa di sumur ada hantu gentayangan. orang yang tekun bekerja menyambut subuh dengan keriangan yang menyibukkan serta merasakan keramahan senja dengan kesibukan yang bermanfaat untuk masa depan. orang malas lebih banyak berlindung di balik selimut dari pada menikmati kehidupan yang sesungguhnya dari berbagai corak, menghindarkan diri...

Choices

Everyday I'm kinda stuck in this "choice" thing. It seems just a trivial matter. The choice is about which route should I take to go home? For me, it's not a trivial matter. Why? Let me tell you the background story. In some previous posts, I think I've told you that I have a new job in a consultant. The office located in Ampera Street. This is not a very well known street, so that I just tell everyone that asks that I work in Pejaten. The first route that I took to reach this place is via commuter line to Pasar Minggu Station and then ride the public transportation car no. 36 to Ampera Street. It feels so far from home. It takes 2 hours to go to the office and 2.5 - 3 hours to go back home!! It seriously drives me crazy!! Believes it or not, this route even makes my emotion unstable in the first month of working! Like I've spend too much time on the road! Finally several months later, actually when I got back after my training in Yogyakarta, my cowor...